TERANG ITU APA?..Cahaya..:)
Garam Itu Apa?...Asin ...:)
--- Referensi: "Injil Matius 5:13-16" ---
Sebelumnya Yesus Kristus memanggil murid-muridNya dan memberitahukan bahwa mereka akan menjadi ”penjala manusia”. Lebih lanjut, Yesus menyampaikan apa yang menjadi rancanganNya bagi mereka yaitu ”Garam dunia, dan Terang dunia”, agar mereka benar-benar menjadi seperti yang diharapkanNya.
Ayat 13 ... KAMU ADALAH GARAM DUNIA. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Kata ”Garam” ditemukan dalam Terjemahan Baru © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia (PL dan PB) sebanyak 3 ayat sebagai berikut: Yos. 15:62 - Nibsan, Kota Garam dan En-Gedi; enam kota dengan desa-desanya; Mark. 9:50 -Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain." ; dan Luk. 14:34 - Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
KAMU ADALAH GARAM DUNIA.
Kata-kata ini akan mendorong dan menyokong mereka (murid-murid atau pengikut-pengikut Yesus Kristus) saat mengalami penderitaan, agar – sekalipun diperlakukan hina, mereka harus tetap menjadi pembawa berkat bagi dunia, teristimewa ketika sedang di tengah-tengah penderitaan. Para rasul adalah garam bagi seluruh bumi, sebab mereka harus ”pergi ke seluruh dunia untuk memberitakan Injil”. Tampaknya mereka berkecil hati karena jumlah mereka begitu sedikit dan lemah. Apa yang mampu mereka lakukan di kawasan yang begitu luas seperti ”seluruh muka bumi ini”? Tidak ada. Jika mereka harus bekerja dengan menggunakan kekuatan senjata dan pedang semata. Namun, dengan bekerja tanpa suara seperti garam, maka segenggam garam itu akan menyebarkan rasanya ke mana-mana, menjangkau daerah yang luas, dan bekerja tanpa terasa dan tanpa penolakan seperti bekerjanya ragi (13:33).
Pemberitaan Injil itu seperti ”garam”, yang menembus, ”cepat dan sangat kuat” (Ibr. 4:12); menjangkau hati (Kisah 2:37); membersihkan, mengharumkan, dan mengawetkan supaya tidak busuk. Kita membaca mengenai ”keharuman pengenalan akan Kristus” (2Kor. 2:14), sebab selain pengenalan akan Kristus, pengetahuan lainnya hanyalah hambar saja rasanya. Perjanjian yang kekal disebut ”perjanjian garam” (Bil. 18:19), dan Injil itu sendiri adalah Injil yang kekal. Garam merupakan syarat dalam semua korban persembahan (Im. 2:13), juga dalam Bait Suci Yehezkiel (Yeh. 43:24). Sekarang, setelah belajar sendiri tentang pengajaran Injil dan diutus untuk mengajarkannya kepada orang lain, murid-murid Yesus Kristus menjadi seperti garam. Perhatikanlah! ”Orang-orang Kristen, terutama para Pendeta Jemaat, Pemimpin Kristen dan Pemberita Injil, adalah garam dunia.”
1. Jika mereka berlaku seperti seharusnya, mereka seperti ”garam yang baik”, putih bersih, halus, dan dihancurkan menjadi butir-butir, namun sangat berguna dan diperlukan. ”Tanpa garam, hidup manusia tidak dapat dipertahankan”;
a). Seperti apa mereka seharusnya dalam diri mereka – diasinkan dengan Injil, dengan garam anugerah. Segala pikiran dan perasaan, perkataan serta perbuatan, semuanya harus diasinkan dengan anugerah (Kol. 4:6). ”Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu,” sebab jikalau tidak, kamu tidak akan dapat menyebarkannya ke orang lain (Mark. 9:50);
b). Seperti apa mereka seharusnya bagi orang lain. Mereka bukan saja harus menjadi baik, tetapi juga ”berbuat” baik. Mereka harus dapat membuat diri mereka diterima dalam pikiran orang-orang, bukan untuk melayani minat duniawi diri sendiri, tetapi agar orang-orang lain itu dapat diubah sesuai dengan rasa dan selera Injil;
c). Betapa mereka menjadi berkat yang luar biasa bagi dunia. Umat manusia, yang tinggal dalam kebodohan dan kejahatan, bagaikan sebuah tumpukan besar sampah yang menjijikkan dan siap membusuk. Namun, Kristus mengutus murid-muridNya, agar melalui kehidupan dan pengajaran mereka, dapat menggarami tumpukan itu dengan pengetahuan dan anugerah, supaya dapat diubahkan menjadi layak di hadapan Allah, para malaekat, dan semua yang menyukai hal-hal sorgawi;
d). Bagaimana mereka akan digunakan. Mereka tidak boleh ada dalam suatu tumpukan, tidak boleh terus-menerus bersama-sama di satu tempat, melainkan harus menyebar seperti garam yang ditabur di atas daging. Mereka harus tersebar ke seluruh penjuru, supaya di mana pun mereka tinggal, mereka dapat meneruskan keharuman Injil itu.
2. Jika tidak, mereka menjadi seperti ”garam” yang telah ”menjadi tawar”. Bila kita, yang seharusnya mengasinkan orang lain, telah menjadi hambar, kosong dalam kehidupan rohani, tidak ada sukacita dan semangat; bila seorang Kristen, terlebih lagi seorang Pendeta Jemaat, Pemimpin Kristen, dan Pemberita Injil, menjadi seperti itu, maka keadaannya sangat menyedihkan, sebab:
a). Ia tidak dapat diperbaiki lagi: dengan apakah ia diasinkan? Garam adalah obat bagi ”makanan yang tawar”, tetapi tidak ada obat bagi ”garam yang tawar”. Kekristenan akan memberikan keharuman bagi manusia, tetapi bila kehidupan Kekristenan seseorang tetap datar, statis dan bodoh, tidak penuh dengan anugerah serta tawar, maka tidak ada pengajaran atau sarana apa pun lagi yang dapat diterapkan untuk membuatnya harum kembali. Jika Kekristenan tidak dapat melakukannya, tidak ada yang dapat.
b). Ia tidak berfaedah lagi, ”tidak ada lagi gunanya.” apa lagi yang dapat diperbuat dengannya selain menimbulkan lebih banyak kesusahan daripada kebaikan? Orang Kristen yang tanpa anugerah adalah seperti orang yang tidak berakal. Orang yang jahat adalah makhluk yang paling buruk. Orang Kristen yang jahat adalah manusia paling buruk, sedangkan Pendeta, Pemimpin, Pemberita Injil yang jahat adalah orang Kristen yang paling buruk.
c). Ia pasti akan binasa dan ditolak. Ia akan ”dibuang” – diusir dari jemaat dan persekutuan orang beriman, karena menjadi noda dan beban bagi mereka. Ia akan ”diinjak orang”. Biarlah orang-orang yang telah menghina Allah dan yang telah membuat diri mereka tidak berguna lagi selain untuk diinjak-injak orang, mendapat malu dan ditolak, supaya dengan demikian biarlah Allah tetap dimuliakan.
Ayat 14 --- KAMU ADALAH TERANG DUNIA. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. 15-- Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 16-- Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
Kata ”Terang” ditemukan dalam Alkitab Terjemahan Baru © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia (PL dan PB) sebanyak 11 Ayat, sebagai berikut: Ayb. 18:6 - Terang di dalam kemahnya menjadi gelap, dan pelita di atasnya padam; Ayb. 22:11 - Terangmu menjadi gelap, sehingga engkau tidak dapat melihat dan banjir meliputi engkau; Maz. 97:11 - Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati; Ams. 13:9 - Terang orang benar bercahaya gemilang, sedangkan pelita orang fasik padam; Pkh. 11:7 - Terang itu menyenangkan dan melihat matahari itu baik bagi mata; Yes. 10:17 - Maka Terang Israel akan menjadi api, dan Allahnya, Yang Mahakudus, akan menyala-nyala dan akan membakar dan memakan habis puteri malu dan rumputnya pada satu hari juga; Mat. 4:16 - bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang."; 2Kor. 11:14 - Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang; Yoh. 1:5 - Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya; (Ayat 9) - Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia; Yoh. 3:19 - Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
KAMU ADALAH TERANG DUNIA.
Semua orang Kristen adalah ”terang di dalam Tuhan” (Efesus 5:8), dan harus ”bercahaya seperti bintang-bintang” (Fil. 2:15), namun melayani dengan cara yang istimewa. Yesus Kristus menyebut diriNya ”terang dunia” (Yoh. 8:12), sedangkan murid-muridNya adalah ”teman-teman sekerja” dan menerima sebagian kehormatanNya. Sesungguhnya ”terang itu manis” dan disambut kehadirannya.
Terang pada hari pertama penciptaan dunia seperti itu, ketika ”dari dalam gelap terbit terang”. Begitu pula halnya dengan terang fajar setiap hari. Demikian halnya juga dengan Injil, dan orang-orang yang menyebarkannya kepada semua orang yang mau mendengar. Dunia ”diam dalam kegelapan”, dan Kristus membangunkan murid-muridNya untuk bersinar di dalamnya, dan supaya dapat melakukannya, mereka meminjam dan mendapatkan terang itu dariNya.
Persamaan ini dijelaskan melalui dua hal, yaitu:
1. sebagai ”terang dunia”, mereka tampak jelas dan mencolok mata, dan banyak mata tertuju kepada mereka. ”Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi”. Murid-murid Yesus, terutama mereka yang berani dan bersemangat dalam pelayanan, akan menjadi luar biasa dan dipandang sebagai mercusuar. Mereka menjadi tanda (Yes. 7:18), merupakan suatu lambang (Za. 3:8). Semua orang yang berada di dekat mereka akan memandang mereka. Sebagian mengagumi, memuji, bersukacita bersama mereka, dan berusaha meneladani; yang lain iri hati, membenci, mencela, dan berusaha menjatuhkan. Karena itu, haruslah memperhatikan ”dengan saksama bagaimana mereka hidup”, karena banyaknya orang yang sedang ”mengamati” mereka. Mereka menjadi ”tontonan bagi dunia”, dan harus waspada dengan setiap hal yang tampak ”jahat”, karena orang sangat mengamati mereka untuk hal-hal ini.
Sebelum dipanggil Kristus, murid-muridNya adalah orang-orang yang tidak dikenal, tetapi karakter yang ditaruhNya ke atas mereka telah menaikkan martabat mereka. Sebagai pemberita Injil, mereka menjadi tokoh, dan meskipun oleh karenanya mereka dicela sebagian orang, namun mereka juga dihormati oleh yang lainnya, didudukkan di atas takhta, dan dijadikan sebagai hakim (Luk. 22:30). Sebab, Kristus menghormati orang-orang yang menghormatiNya.
2. Sebagai ”terang dunia”, mereka dimaksudkan untuk menerangi dan membawa terang kepada orang lain (ayat 15). Oleh sebab itu:
a). Mereka akan dijadikan terang. Jemaat merupakan kaki dian, kaki dian emas, tempat pelita-pelita ini diletakkan, agar cahayanya dapat menerangi sekelilingnya.
Injil adalah sebuah terang yang luar biasa kuat dan membawa bukti yang sangat banyak mengenai dirinya sendiri, sehingga seperti ”kota yang terletak di atas gunung, terang itu tidak mungkin tersembunyi”. Tidak dapat tidak, terang itu pasti tampak sebagai terang yang berasal dari Allah bagi orang-orang yang rela membuka mata untuk terang itu.
Injil akan ”menerangi semua orang yang ada di dalam rumah”, menerangi semua orang yang bersedia mendekat dan datang ke tempat terang itu berada. Orang-orang yang tidak menerima terang itu harus bertanggung jawab atas diri mereka sendiri. Mereka tidak akan berada di dalam rumah bersama terang itu. Orang-orang demikian tidak akan mau mencari tahu dengan tekun dan adil, melainkan hanya berprasangka buruk terhadap terang itu.
b). Mereka harus ”bercahaya” seperti terang:
(1). Melalui ”pemberitaan firman” (khotbah) yang baik;
(2). Melalui ”cara hidup yang baik.” Mereka harus menjadi ”pelita yang menyala dan yang bercahaya” (Yoh. 5:35); menjadi pemberi nasihat, pengarahan, dorongan, dan penghiburan bagi orang lain (Ayb. 29:11).
Perhatikanlah dengan baik, ---
Pertama, bagaimana terang kita harus bercahaya – dengan melakukan ”perbuatan-perbuatan baik” yang dapat dilihat dan diakui orang. Kita harus melakukan perbuatan baik ”supaya dapat dilihat” untuk menjadi kebaikan bagi orang lain, dan bukan ”supaya dapat dilihat” untuk mendatangkan pujian bagi diri sendiri. Orang-orang di sekitar kita bukan saja harus mendengar perkataan baik kita, melainkan juga harus dapat ”melihat” perbuatan baik kita, supaya dengan demikian mereka dapat diyakinkan bahwa agama bukanlah sekadar nama saja, dan bahwa bukan saja kita mengakuinya, tetapi juga tinggal di bawah kuasanya.
Kedua, untuk tujuan apa terang kita harus bercahaya – ”supaya orang-orang yang melihat perbuatanmu yang baik dapat dibawa, bukan untuk memuliakan kamu, tetapi untuk ”memuliakan Bapamu yang di sorga”.
Perhatikanlah dengan baik.---
”Kemuliaan Allah adalah hal terbesar yang harus menjadi tujuan kita dalam semua hal yang kita lakukan dalam ibadat kita” (1Petr. 4:11). Seluruh arah tindakan kita harus berpusat pada hal ini. Kita bukan saja harus berupaya keras untuk memuliakan Allah, namun juga melakukan apa saja untuk membawa orang lain memuliakan Allah. Orang dapat melihat ”perbuatan baik” kita dan memuliakan Allah, jika kita melengkapinya dengan:
(1). Sesuatu yang pantas dipuji. ”Biarlah mereka melihat perbuatanmu yang baik, agar mereka dapat melihat kuasa anugerah Allah di dalam dirimu, dan bersyukur kepadaNya untuk hal itu, serta memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.”
(2). Alasan kesalehan. ”Biarlah mereka melihat perbuatanmu yang baik, agar mereka dapat diyakinkan tentang kebenaran dan keunggulan Kekristenan dan digerakkan oleh suatu keinginan kudus untuk meneladani perbuatan baikmu itu, sehingga dengan demikian mereka juga dapat memuliakan Allah.”
Perhatikanlah dengan baik!---
”Tutur kata yang kudus, bersahaja, dan patut diteladani dari orang-orang kudus dapat sangat berpengaruh terhadap pertobatan orang berdosa. Tutur kata yang demikian juga dapat menarik orang-orang yang tidak mengenal Kekristenan untuk belajar mengetahui apa Kekristenan itu. Teladan mampu mengajar orang. Dengan cara ini, orang-orang yang berprasangka buruk terhadap Kekristenan dapat dibuat jatuh cinta dengannya. Jadi, memang ada manfaat yang dapat memenangkan jiwa orang dalam tutur kata yang saleh.
RANGKUMAN AKHIR
Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-muridNya kepadaNya. Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, katanya:
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.
Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Pengajaran Tuhan Yesus di atas, seluruhnya berbicara tentang ”Keunggulan Karakter Kristiani.” Karakter Kristen yang diberkati akan memberkati sebanyak mungkin orang. Kehidupan dan kinerja orang-orang Kristen, setiap saat dilatih dan diuji kemurniannya, keunggulannya – yang pada gilirannya memberi nilai berbeda bila dibandingkan dengan kepercayaan lain disekitarnya. Keunggulannya, jelas berpusat pada Pribadi Tuhan Yesus Kristus.
Hanya pada Kristus, jalan dan kebenaran dan hidup menjadi sempurna. Jalur lain – ternyata tidak mungkin! Simak saja kebenaran di atas dengan penuh kerendahan hati dan berharap Dia yang empunya kebenaran, memberkatimu dengan limpah. Jangan pernah kecewa dan menyesal telah mengenalNya, telah mempercayaiNya satu-satunya Juruselamat, Guru yang baik, Gembala yang baik, yang setia pada janjiNya membuka rahasia kebenaranNya, ketika kita bersedia membaca FirmanNya setiap hari.
Hemmm..Jika kita dekat Yesus,Hidup kita selalu Indah Dan nyaman yah..?
Hahahah..Hidup Terang sama seperti yang Dikasihi oleh Banyak Orang.
Garam dunia sama seperti yang banyak memerlukan seperti kita yang BerimanKristen.
By ;Pardhi Sinurat.
Horassss....
Follow Twitterku ya..tuuu tu....tu..yang terbang terbang tu ajah klik...okey....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar